Mancing Ikan Soro

Mancing Ikan Soro


Nama lain ikan ini adalah kancra (Sunda)kalau orang cianjur lebih mengenal dengan nama IKAN SORO, tambra (Jawa), sapan (Kalimantan), ihan batak atau curong (bahasa Toba), mahseer atau kelah (Malaysia). Nama “semah” populer dipakai di Sumatra bagian tengah hingga ke selatan
Ada juga yang menyebutkan referensi lain dengan ikan jurung (Sumatra Utara), kerling (Aceh), pedih (Gayo), gariang (Padang), semah (Palembang),  dewa (Jawa Barat), tor soro (Batak), kancra bodas, kencara (Kuningan Jawa Barat), tambra/tombro (Jawa), kelah, sultan (Malaysia), mahseer (unternasional), dan masih banyak nama-nama lainnya.
Ikan yang masih sekerabat dengan ikan mas ini populer sebagai bahan pangan kelas tinggi. Ikan yang biasa dijumpai dan dikonsumsi di Indonesia dan Malaysia adalah Tor douronesis (semah biasa atau kancra bodas), T. tambra (tambra), T. tambroides (tambra), dan T. soro (kancra). Ikan tambra dan semah dapat mencapai panjang sekitar satu meter, walaupun tangkapan yang dijual biasanya berukuran maksimum 30 cm.
Seperti disebutkan wikipedia.org, ikan ini hidup di sungai-sungai beraliran deras di pegunungan dan populasi sangat terancam akibat penangkapan berlebihan. Indikasi yang terlihat adalah semakin jarang terlihat, ukuran tangkapan semakin kecil, dan distribusi menurun. Bahkan telah dilaporkan pula penangkapan di beberapa taman nasional. Pihak berwenang di Indonesia (Balai Benih Ikan lokal), seperti di Jawa Tengah, Padang Pariaman, dan beberapa kabupaten pedalaman Jambi telah mulai mengembangkan teknologi pembiakan menggunakan pemijahan buatan dan paket budidaya.
Selain itu, di Padang Pariaman aturan adat setempat juga ditegakkan dengan pemberlakuan zona larangan, penyangga, dan penangkapan. Penangkapan hanya dilakukan apabila terdapat izin dari kerapatan adat.
Spesies kancra bodas (Tor douronesis) dan kancra (Tor soro) ditemukan hidup di kolam, pesawahan, dan sungai di Jawa Barat. Karena kelangkaannya, orang Sunda menganggap ikan ini suci atau ikan yang dikeramatkan sehingga juga dijuluki sebagai “ikan dewa”; hukum adat setempat melarang orang untuk membunuh atau memakan ikan ini.
Ikan ini dapat ditemukan di kolam pemandian keramat di sekitar Gunung Ceremai; seperti kolam Cibulan, Cigugur, Pasawahan, Linggajati, dan Darmaloka di Kabupaten Kuningan.
Secara spesies, ada peneliti, Sen dan Jayaram, membatasi istilah mahseer untuk anggota genus Tor. Akan tetapi, beberapa spesies dari genus Neolissochilus dan spesies tunggal genus Naziritor juga disebuy mahseer karena sisiknya yang besar dan kemiripan lain.
Dan paling banyak iikan ini di sepanjang aliran sungai cibuni cianjur selatan
Sungai cibuni cianjur selatan

Cara dan umpan mancing ikan soro/mahseer
Habitat ikan mahseer kebanyakan memang di alam liar. Artinya ada yang hidup di air berarus deras.
Jika ikan berada di sungai arus deras, cara mancing ikan mahseer dengan menggunakan timah peberat yang cukup dengan tujuan agar umpan pancing dan seluruh rentangan senar bergeser ke pinggir sungai, artinya, itu sudah melenceng dengan titik spot target pemancingan kita.
Selain timah yang cukup, pemakaian crane swipel sangat penting untuk menjaga agar senar tidak mudah kusut dan umpan pancing tidak mudah lepas karena umpan pancing akan berputar mengikuti pola aliran arus deras. Ikatkan saja crane swipel ini pada jarak sekitar 50 cm dari mata pancing atau tepat 5 cm di depan timah pemberat.
Jika Anda memancing sungai arus deras, disarankan menggunakan joran pancing lebih dari satu. Tujuannya, memaksimalkan peluang dan menghilangkan kebosanan dalam menunggu ikan mahseer memakan umpan. Pakailah joran panjang dan pendek.
Joran panjang digunakan untuk mencapai titik target yang jauh. Gunakan joran pendek untuk memancing bagian sungai yang dekat.
Ciri-ciri aliran sungai yang menjadi kesukaan ikan ini untuk mencari makanan atau yang menjadi persinggahan ikan mahseer adalah gejolak air yang menjadi pertemuan air deras dan air tenang, atau tepat di tengah pusaran air dalam lubuk, mulut lubuk, ekor lubuk atau batu-batuan besar dalam lubuk. Batu-batuan besar dalam lubuk diduga sebagai tempat tinggal sementara bagi jenis ikan ini sebelum hijrah ke hulu sungai.
Umpan mancing ikan soro/mahseer
Umpan mancing ikan mahseer atau lempon sangat variatif. Bisa digunakan jenis umbi-umbian yang direbus, jagung, cacing,laron, belalang dan ulat dari pembusukan batang aren.
Untuk daerah tertentu, jagung dan kelapa sawit menjadi favorit walaupun dengan memakai umpan jenis umbi-umbian dan jenis ulat dan serangga masih sering dimakan oleh ikan mahseer.
Jagung, kulit kelapa sawit, ulat dari pembusukan batang aren memiliki warna yang mencolok yaitu kuning-oranye yang konon ikan soro/mahseer sangat agresif terhadap warana ini.
Untuk menjaga agar mata umpan tidak mudah lepas oleh hentakan arus deras air, sebaiknya dibuat ikatan antara irisan ini dengan mata pancing dengan menggunakan benang nilon halus.
Kalau Anda senang memakai umpan jagung, pemasangan dapat dilakukan dengan dua cara. Cara pertama, jagung direbus sampai matang dan biji jagung diambil dari kelobot dan langsung dikaitkan ke mata pancing. Cara kedua, setelah jagung direbus dan didinginkan, lantas diparut dengan parutan yang halus. Hasil parutan di tambah lemak kambing(gajih) daya rekat adonan.
Saat mancing, rutin Anda periksa umpan pancing setiap 0,5 jam untuk jagung parut, 3 jam untuk jagung bulat dan 2 jam untuk kulit kelapa sawit dan ubi-ubian.
Untuk mengundang selera makan ikan mahseer, lakukan kepyuran-kepyuran sedikit umpan secara rutin agar ikan mendekat karena tertarik ada banyak makanan yg epektif biasa dedak di campur air.
Demikian sobat, artikel cara dan umpan mancing ikan mahseer/ lempon ini. Semoga bermanfaat. 

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Mancing Ikan Soro"

Posting Komentar